Skip to main content

Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

Warga Nagan,

Pemerintah mau menaikkan harga penjualan eceran minyak segala jenis. Lagi-lagi rakyat yang jadi korban. Walaupun kita memahami bahwa Indonesia mengalami kesulitan pasca naiknya harga minya dunia yang informasi terakhir pada hari kamis tanggal 22 Mei 2008 mencapai 135 US dollar per barrel. Sungguh sangat tinggi bila dibandingkan pada saat harga 45 US dollar per barrel.

Namun kita patut juga bertanya, kenapa pemerintah tidak adil terhadap rakyatnya. padahal menurut penghitungan para ahli ekonom bahwa pemerintah dengan harga dasar Rp. 4500 minyak bensin masih untung besar. Apa yang kau cari pemerintah. Tidak bisakah engkau terus melindungi rakyatmu.

Berikut Ampon posting pendapat yang disampaikan oleh salah satu ekonom Indonesia yang memihak kepada rakyat. Yang sering mengkritisi ketua dan partainya sendiri bila mereka melakukan kesalahan. Kwiek Gian Gie. Mungkin warga Nagan sudah pada tahu siapa dia. Mantan menteri juga. Perlu warga Nagan pahami bahwa ini adalah pendapat dia yang mungkin bisa menjadi bahan renungan kita bersama.


Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?
Oleh Kwiek Gian Gie

Dengan melonjaknya harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$ 100 per barrel, DPR dan Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp. 153 trilyun. Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai sebagai subsidi dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang yang dikeluarkan?

Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata “subsidi BBM” itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu besarnya, uangnya dilarikan ke mana?

Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang jelas, atas dasar asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai berikut.

Harga minyak mentah US$ 100 per barrel. Karena 1 barrel = 159 liter, maka harga minyak mentah per liter US$ 100 : 159 = US$ 0,63. Kalau kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah menjadi Rp. 6.300 per liter.

Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. Kalau ini ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan Rp. 6.300 + Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430 per liternya. Jadi perlu subsidi.

Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa minyak mentah yang ada di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$ 100 per barrel. Padahal tidak. Buat minyak mentah yang ada di dalam perut bumi Indonesia, Pemerintah dan Pertamina kan tidak perlu membelinya? Memang ada yang menjadi milik perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi buat yang menjadi hak bangsa Indonesia, minyak mentah itu tidak perlu dibayar. Tidak perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah kelebihan uang tunai.

Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga kekurangannya harus diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal, yang dalam tulisan ini dianggap saja US$ 100 per barrel.

Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang yang harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan seperti Tabel terlampir.

Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35 trilyun ini, dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang dinamakan subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu? Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada. Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.


PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)

DATA DAN ASUMSI Produksi : 1 juta barrel per hari70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun
Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel 1 US $ = Rp. 10.000
Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per barrel 1 barrel = 159 liter
Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual Rp. 4.500 per liter

PERHITUNGAN
Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 = 40,624,500,000

Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun 19,375,500,000
Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini
(19,375,500,000 : 159) x 100 x 10.000 121,900,000,000,000
Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri
40,624,500,000 x Rp. 3.870 157,216,815,000,000

Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel
Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar 35,316,815,000,000


Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiapliter bensin premium yang dijual,

Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500

Biaya lifting, pengilangan dan transportasiUS $ 10 per barrel atau per liter :
(10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630

Kelebihan uang per liter 3,870

Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la...

Tiada judul - sapaan saja

Salam warga Nagan, Apa kabar semua warga Nagan. sudah lama Ampon tidak menulis di blog kita ini. bukan Ampon malas menjumpai warga Nagan, tetapi Ampon terjelang dengan kebosanan yang mendera parah. sehingga setahun sudah Ampon tidak menyapa warga Nagan. Sungguh waktu yang lama. Apalagi Ampon melihat tiada isu yang berkembang dengan wah. sehingga Ampon tiada latah untuk mengomentarinya. Dan inilah alasan utama bagi Ampon tiada menjumpai semua warga Nagan lewat dunia maya. Warga Nagan, ampon juga bingung kenapa warga Nagan semakin berkurang kritisnya. Apakah tiada lagi orang yang berani untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah di Nagan Raya. Ampon bertanya itu di dalam hati. Kemana hampir 100 ribu warga Nagan?? Apakah kebijakan terhadap publik memang bisa dinikmati oleh semua pihak. Ataukah tekanan terhadap publik untuk bersuara sangat besar. Ada memang selentingan kabar yang Ampon dengar bahwa pembungkaman terhadap kekritisan seorang aktivis di Nagan Raya agar jangan sering berkomenta...

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob...