Skip to main content

Kapan Nagan Jadi Keg Jembrana

Masyarakat Nagan,
Ada satu daerah miskin di Bali yang bisa membuat survive masyarakat kabupaten tersebut. Dan akhirnya menjadi trensetter di dunia pemerintahan Indonesia. Jembrana, sebuah kabupaten miskin di Bali telah bisa menggratiskan biaya SPP sekolah dan juga biaya pengobatan gratis di dokter umum. Sungguh tak dapat dipercaya tapi mereka bisa. Sekarang banyak kabupaten lain yang berguru ke Jembrana dan bahkan menjadi asset mereka dalam mendapatkan pemasukan daerahnya.
Berikut kami kutip salah sat berita koran Jakarta, Republika :
Cukup banyak tersedia fasilitas pariwisata di Kabupaten Jembrana. Mulai dari hotel melati sampai hotel bintang tiga, restoran dan rumah makan yang layak dikunjungi. Tidak terpusat di satu tempat saja, tapi menyebar dari Gilimanuk di bagian barat Jembrana, sampai ke Pekutatan yang berada di ujung timur.
Selain pelancong, yang menginap di hotel-hotel itu kebanyakan adalah para pejabat dari berbagai daerah di Indonsia, sejak pejabat provinsi, kabupaten, kota, hingga anggota DPRD. Tapi, tidak sedikit pula wisatawan yang kebetulan lewat dan kemalaman sampai di Bali, lalu memutuskan menginap di darah itu.
Untuk mengangkat penghasilan dan pendapatan asli daerah dari sektor hotel dan restoran, Pemkab Jembrana tidak kehabisan akal. Meski miskin objek wisata alam, daerah terbarat di Pulau Bali itu membuat objek wisata baru, yakni goverment tourisme atau wisata pemerintahan. Objek wisata ini menyajikan informasi tentang kegiatan dan keberhasilan Pemkab Jembrana dalam melaksanakan otonomi daerah.
Tentu saja, market obyek wisata itu bukan masyarakat umum, tapi para pejabat yang ingin belajar atau melakukan studi banding tentang penerapan otonomi daerah di Kabupaten Jembrana. Kabupaten yang memiliki lima wilayah kecamatan dengan penduduk 263 jiwa itu dikenal sebagai daerah yang paling berhasil dalam melaksanakan otonomi darah.
Ada dua hal yang berhasil diterapkan Pemkab Jembrana, yakni membebaskan siswai SD sampai SMA dari uang SPP dan membebaskan masyarakat Jembrana dari biaya berobat ke dokter umum, melalui program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ). Sebagai daerah yang PAD-nya terkecil di Bali, program yang diterapkan oleh Pemkab Jembrana sejak lima tahun terakhir itu sangat fantastis.Namun, Bupati Jembrana, Prof Dr drg Winasa, menyebut programnya itu rasional. Menurutnya, otonomi daerah memang harus diterapkan dengan cara-cara rasional. Misalnya, ketika dia ditanya soal sumber dana untuk membebaskan para murid dari biaya SPP dan masyarakat dari biaya berobat, Winasa menyebutnya dengan efisiensi. Dia hanya berusaha membiayai pendidikan dan pengobatan itu dari dana yang telah dianggarkan, dengan menghilangkan kebocoran.
Kapan bisa seperti ini di Nagan Raya ya... Ayo dorong pemerintah dan DPRK untuk lebih pro aktif membantu masyarakat. Hingga apa yang diharapkan dapat terealisir. Bersihkan dulu birokrasi yang sudah karatan ini, baru itu bisa tercapai.
Ayoo benahi Nagan.....

Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la...

Tiada judul - sapaan saja

Salam warga Nagan, Apa kabar semua warga Nagan. sudah lama Ampon tidak menulis di blog kita ini. bukan Ampon malas menjumpai warga Nagan, tetapi Ampon terjelang dengan kebosanan yang mendera parah. sehingga setahun sudah Ampon tidak menyapa warga Nagan. Sungguh waktu yang lama. Apalagi Ampon melihat tiada isu yang berkembang dengan wah. sehingga Ampon tiada latah untuk mengomentarinya. Dan inilah alasan utama bagi Ampon tiada menjumpai semua warga Nagan lewat dunia maya. Warga Nagan, ampon juga bingung kenapa warga Nagan semakin berkurang kritisnya. Apakah tiada lagi orang yang berani untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah di Nagan Raya. Ampon bertanya itu di dalam hati. Kemana hampir 100 ribu warga Nagan?? Apakah kebijakan terhadap publik memang bisa dinikmati oleh semua pihak. Ataukah tekanan terhadap publik untuk bersuara sangat besar. Ada memang selentingan kabar yang Ampon dengar bahwa pembungkaman terhadap kekritisan seorang aktivis di Nagan Raya agar jangan sering berkomenta...

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob...