Skip to main content

Suka Makmue Penuh Debu

Salam warga Nagan,

Ibukota Nagan Raya Suka Makmue terlihat lebih ramai daripada biasanya, sejak kepindahan hampir semua dinas dan kantor. Pegawai dan masyarakat bersileweran datang dan keluar dari kawasan pegunungan tersebut. setahun lalu kawasan Suka Makmue masih menjadi tempat pembuangan anak jin, sekarang setiap pagi sampai sore hari kawasan ini telah ramai dan jadi semarak.

Pembangunan gedung dan kantor semakin dipercepat, ada beberpa dinas yang belum memiliki gedung sendiri terpaksa harus berbagi ruangan dengan dinas atau badan lainnya. Ini tidak mengurangi keseriusan Pemkab Nagan Raya untuk segera memaksimalkan peran Suka Makmue sebagai ibukota Nagan Raya.

Namun ironi dengan jalan akses ke Suka Makmue yang masih sangat memprihatinkan, jalan masuk lewat ketiga jalan akses masuk ke Suka Makmue masih sangat memprihatinkan. Kalau kemarau akan mabuk dengan debu yang bisa mengakibatkan batuk atau infeksi tenggorokan dan akhirnya memperburuk kinerja pelayanan publik warga Nagan. Dan pabila hujan jalanan akan berlumpur. Banyak PNS atau warga yang mengeluh dengan kondisi ini. Belum ada langkah kongkrit dari pemda Nagan Raya terhadap kondisi ini. Yang tersirat adalah yang penting pindah dulu, soal kondisi bisa diperbaharui sambil jala. Sungguh sebuah pemkab yang tidak memiliki perencanaan yang matang.

Jalan lebar yang sudah dibuat selama empat tahun belakangan juga belum menolong banyak, malahan ini seperti proyek mercusuar yang mungkin lima tahun lagi tidak akan selesai apabila masih mengandalkan dana APBK Nagan Raya yang banyak habis untuk belanja kebutuhan kepegawaian dan operasional.

Diperlukan langkah kongkrit dari Pemkab Nagan Raya untuk segera merealisir jalan aspal baik akses masuk maupun jalanan dalam komplek perkantoran di Suka Makmue. Ini membutuhkan pengorbanan yang maha tinggi dan komitmen membangun yang matang dari pemerintah, bukan hanya sekedar selesai proyek dan yang tersisa hanya kebobrokan bagi generasi mendatang.

Ayo bangkit Nagan Raya, bangun negeri dengan etika dan moralitas.

Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la...

Tiada judul - sapaan saja

Salam warga Nagan, Apa kabar semua warga Nagan. sudah lama Ampon tidak menulis di blog kita ini. bukan Ampon malas menjumpai warga Nagan, tetapi Ampon terjelang dengan kebosanan yang mendera parah. sehingga setahun sudah Ampon tidak menyapa warga Nagan. Sungguh waktu yang lama. Apalagi Ampon melihat tiada isu yang berkembang dengan wah. sehingga Ampon tiada latah untuk mengomentarinya. Dan inilah alasan utama bagi Ampon tiada menjumpai semua warga Nagan lewat dunia maya. Warga Nagan, ampon juga bingung kenapa warga Nagan semakin berkurang kritisnya. Apakah tiada lagi orang yang berani untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah di Nagan Raya. Ampon bertanya itu di dalam hati. Kemana hampir 100 ribu warga Nagan?? Apakah kebijakan terhadap publik memang bisa dinikmati oleh semua pihak. Ataukah tekanan terhadap publik untuk bersuara sangat besar. Ada memang selentingan kabar yang Ampon dengar bahwa pembungkaman terhadap kekritisan seorang aktivis di Nagan Raya agar jangan sering berkomenta...

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob...