Skip to main content

Siapkah Nagan Raya Mengakomodir mandat 20% APBK untuk Pendidikan?

Warga Nagan,
Kita terhenyak dengan minimnya sarana pendidikan yang ada di Indonesia, kita lihat di televisi ada atap sekolah yang runtuh akibat sudah lama sekali tidak direhap karena tidak ada biaya. Dan masih banyak lagi kejadian yang sampai mengorbankan jiwa anak karena bangunan yang runtuh dan tidak layak belajar, dindingnya bolong sana-sini. Dan Indonesia patut bersyukur dengan pidato presiden yang mengatakan bahwa Dana Pendidikan akan ditingkatkan sampai 20% sesuai dengan amanat Konstitusi. Alhamdulillah, perjuangan PGRI pusat dengan menggugat ke mahkamah konstitusi berbuah manis.
Pertanyaannya yang mengemuka sekarang adalah, siapkah Pemda Nagan Raya mengakomodir hal yang serupa dengan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah pusat tersebut? Karena dengan kebijakan tersebut dengan serta merta pemda Nagan Raya harus segera menata ulang APBKnya untuk tahun 2009 mendatang.
Pemda Nagan Raya harus bisa mengambil contoh seperti yang dilakukan oleh pemda Aceh Barat yaitu menaikkan APBK tahun 2008 sampai 18 %. Adalah sebuah kenaikan yang sangat fantastis yaitu dari 6.7 % pada tahun 2007. Dan yang menjadi catatan lagi, dana untuk pendidikan ini diluar pos gaji dan operasional serta pembangunan fasilitas pendukung lainnya. Sungguh fantastis. Kemudian juga dana 18 % ini hanya yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan struktur dibawahnya. Tidak lagi ada dana untuk pendidikan kedinasan di luar Dinas Pendidikan.
Nah, pertanyaannya. Sanggupkah Pemda Nagan Raya merubah stigma seperti ini, bahwa dana pendidikan hanya dikeluarkan untuk keperluan anak didik, pengembangan sumberdaya kependidikan dan pengembangan mutu pendidikan Nagan Raya. Tidak untuk pembangunan fisik dan fasilitas, operasional dinas dan sekolah dan juga diluar dari gaji. Sangat berat bagi yang hanya memikirkan pembangunan fisik. Terutama yang terkait budi dengan kontraktor.
Tapi, sekali lagi kalau pemda Nagan Raya tidak bisa mengakomodir ini, maka dengan sendirinya pemda Nagan Raya akan menyalahi perundang-undangan (UUD 45, UU Sisdiknas dan lain-lain) dan juga bisa digugat oleh komunitas pendidikan di Nagan Raya ke PTUN dan Mahkamah Konstitusi.
Ampon merasa bahwa Pemda Nagan Raya harus bisa merubah stigma bahwa pembangunan fisik dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Nagan Raya. Ini adalah stigma yang salah. Bagaimana Jepang bisa bangkit setelah pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki. Apa pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh Kaisar Hirohito? Bukan berapa total kerugian yang diderita, bukan juga berapa banyak tentara dan pesawat tempur yang hilang, dan juga bukan berapa lama kita bisa membangun kota ini seperti sediakala.
Tapi pertanyaan beliau adalah "berapa orang guru yang masih hidup?" Ini menjadi pertanyaan yang sangat ironi ketika kota Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur. Namun akhirnya pertanyaan ini menjadi kebenaran setelah 10 tahun berlalu. Jepang bangkit dengan mengirim sebanyak-banyaknya mahasiswa ke luar negeri untuk belajar. Dan akhirnya membawa perubahan yang sangat fantastis. Jepang dalam jangka waktu 15 tahun menjadi negara yang sangat maju, super kuat dalam bidang ekonomi dan anggarannya mengalahkan Amerika Serikat sendiri.
Pendidikan merupakan tonggak untuk meningkatkan kualitas sumberaya manusia. dan ini harus disadari. Jadi Pemda Nagan Raya harus memiliki komitmen kuat untuk bisa bersaing dengan kabupaten lain yang sudah maju duluan di Indonesia. Benahi Dinas Pendidikan dan Sekolah-sekolah di Nagan Raya. Dan Tingkatkan Dana Pendidikan sampai 20 %. Dan petik buah dari ini 10-15 tahun lagi. Jangan picik dengan melihat bahwa perubahan bisa terjadi 1 atau 2 tahun. Buatlah program yang bagus, konsisten dan digunakan oleh semua pihak. ini demi Nagan Raya yang kita cintai.
Benahi Dunia Pendidikan Nagan Raya. Benahi Dinas Pendidikan Nagan Raya dan Sekolah-sekolahnya. Tingkatkan sumber daya bukan hanya sekedar proyek semata. Tapi jadikan itu menjadi sebuah peluang yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat Nagan.
Ayoo... Bangkit Warga Nagan.

Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob

Pesta Democrazy Caleg Nagan Raya

Pemilu tinggal dua bulan lagi, para calon legislative baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Pusat serta para calon anggota DPD. Kalau dihitung hari, hari ini minggu tanggal 25 Januari 2009 tinggal 74 hari lagi untuk penyoblosan. Pemilu kali ini agak berbeda sedikit bila dibandingkan dengan pemilu-pemilu terdahulu. Dimana Pemilu kali ini, KPU mencoba mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih, yaitu tidak dengan mencoblos, tetapi dengan mencoteng pada pilihannya. Bagi orang kota dan yang terpelajar mungkin perubahan ini tidak begitu kentara, namun bagi pemilih di pedesaan, apalagi sudah agak berumur dan tidak bisa membaca. Ini merupakan hal yang berat. Asumsi orang akan banyak terjadi kerusakan surat suara. Pada posisi ini, dimanakah peran caleg? Ya Caleg di Nagan Raya kebanyakan adalah para kontraktor, mantan aktivis dan banyak juga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dan banyak orang bilang ini menjadi ajang mencari pekerjaan baru yaitu lewat menjadi anggota DPRK. Peredaran