Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2008

Saturday Mop untuk Murid SMA

Warga Nagan, Pernahkah anda mendengar April Mop? yang katanya hari bebas untuk menjahili orang lain. Ini hanya berlaku di negara barat sana. Tapi ada juga sebahagian yang memandang bahwa April Mop itu adalah peringatan pembantaian besar-besaran umat Islam di Spanyol. Tapi Ampon pada kesempatan ini hanya memandang dari sisi satu lagi April Mop terhadap Siswa SMA yang telah mengikuti Ujian Nasional tahun 2008 yang baru lalu. Hari Sabtu tanggal 14 Juni 2008 adalah hari pengumuman kelulusan. Tahukah warga Nagan berapa persentase ketidaklulusan siswa SMU di Nagan Raya. Sungguh mencengangkan. Siswa jurusan IPS mencapai 54 % yang tidak lulus, sementara siswa jurusan IPA lebih besar lagi angka persentase ketidaklulusan yang mencapai 64 %. Sungguh tidak sanggup dibayangkan. Tahukah warga Nagan, peringat berapa Nagan Raya dalam hal ketidaklulusan siswa di seluruh Aceh? Nagan Raya menduduki Peringkat 1 dalam hal ketidaklulusan. Memalukan. Malahan warga Nagan, ada 3 sekolah yang satupun tidak ada

Makanan yang mengandung lemak babi

Warga Nagan, Ada yang menarik yang ampon dapat dari blog tetangga, Ini masih perlu penelitian yang mendalam dan masih mungkin terjadi salah. Namun penting bagi kita sebagai umat Islam untuk waspada terhadap apapun yang merugikan kita. Bagi Ampon, boleh percaya dan boleh tidak. Mohon maaf bagi yang tidak berkenan terhadap postingan ini KODE BABI PADA MAKANAN BERKEMAS Oleh Dr. M. Anjad Khan Assalamualaikum, Untuk diketahui. Salah seorang rakan saya bernama Syeikh Sahib bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya adalah mencatat semua mereka barang, makanan dan ubat-ubatan. Produk apa pun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat izin dari Badan pengawas Obat dan Makanan Perancis dan Syeikh Sahib bekerja di Badan tersebut bahagian QC , oleh sebab itu dia mengetahui pelbagai jenis bahan makanan yang dipasarkan. Banyak daripada bahan-bahan tersebut dituliskan dengan i

Wajah Dunia Pendidikan Nagan Raya

Warga Nagan, Pernahkan anda membayangkan bagaimana kondisi Nagan Raya tanpa dunia pendidikan, tanpa ada sekolah, tanpa ada guru yang mengajarkan anak-anak anda semua. Mungkin Nagan akan kembali lagi ke dunia dalam prasejarah. Hukum akan berlaku hukum rimba. Tiada yang bisa memimpin kita menuju kebangkitan dalam dunia global ini. Sungguh tidak bisa dibayangkan. Tahukan anda warga Nagan bahwa Nagan Raya semakin tertinggal di sektor pendidikan dari kabupaten-kabupaten lain di Aceh. Pernahkan anda sebagai orang tua murid mengontrol kualitas dan mutu pendidikan di Nagan Raya. Kita harus mempertanyakan lagi eksistensi kita sebagai orang tua murid dalam melakukan fungsi pendidikan di Nagan Raya. Kalau kita mau jujur, dunia pendidikan Nagan Raya sungguh carut marut. Intervensi pemerintah kabupaten dalam dunia pendidikan di Nagan Raya sangat tinggi. Faktor like and dislike (suka dan tidak suka) sangat berperan dalam dunia pendidikan Nagan Raya. Pemerintah belum melihat potensi yang dimiliki

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob

Pantau Uang Rakyat yang Diparkir sebagai SBI

Warga Nagan, Pernahkah anda mendengar SBI? Ada sebagian mungkin belum. SBI itu adalah Setifikat Bank Indonesia. Dimana seseorang atau lembaga ingin menanam investasi dana yang dimilikinya melalui pembelian sertifikat bank Indonesia lalu mengharapkan bunga yang lumayan besar untuk keuntungannya. Hari ini ada berita dari Jakarta bahwa investasi dana APBD yang katanya boleh membeli SBI tersebut harus dikontrol dengan baik, agar bunga yang ditanamkan tersebut tidak masuk ke kantong pribadi pejabat. Pesan ini disampaikan oleh Muliaman Hadad, Deputi Gubernur BI dalam jumpa pers bersama KPK. BI dan KPK memang akan mengontrol secara ketat simpanan dana APBK/APBD tersebut dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, namun tetap ada celah dimana eksekutif daerah tersebut bisa menarik bunga SBI tersebut dan malahan bisa masuk ke kantong pribadi. Maka dari itu pejabat BI tersebut meminta masyarakat mengontrol secara ketat penggunaan uang rakyat yang diparkirkan di SBI tersebut.