Skip to main content

Nasib Guru di Nagan Raya yang Miris

Warga Nagan,

Dalam beberapa hari lalu ada berita yang sangat miris kita dengar bahwa guru, orang yang mendidik anak-anak kita di sekolah tidak dibayar sejak tahun 2007 yang lalu. Ada 1.900 orang guru yang tidak dibayar tunjangannya oleh Dinas Pendidikan Nagan Raya. Uang ini diendapkan oleh Dinas di rekening mereka. Hal ini baru terbongkar ketika DPRK Nagan Raya melakukan pemeriksaan ke Dinas-dinas terkait di Nagan Raya dalam beberapa hari lalu.

Padahal dana ini sudah seharusnya dibayar kepada Guru-guru tersebut sebanyak Rp. 100.000 per orang per bulan. Dana ini berasal dari dan APBN yang dialokasikan melalui DAU (dana alokasi umum). Dirjen Pembendaharaan Departemen Keuangan RI telah memutuskan untuk membayar tunjangan tenaga kependidikan melalui edarannya yang bernomor SE-19/TB/2008 tanggal 23 Mei 2008. Surat edaran ini adalah menindaklanjuti dari Surat Presiden RI nomor 108/2007.

Apa alasan Dinas Pendidikan Nagan Raya tidak membayar tunjangan kependidikan ini kita tidak mengetahui secara jelas. Kepala Dinas Pendidikan hanya menyebutkan bahwa dia tidak tahu ada dana ini. Kita jadi bertanya-tanya, ada apa dengan ibu Cut Mala Intan sampai dia tidak tahu. Apakah ada informasi yang tidak bisa disampaikan ke publik ataukah dia tidak mau mengakui kesalahan yang dilakukan oleh stafnya di dinas yang dia pimpin. Kita hanya bertanya-tanya dan kita juga butuh jawaban untuk itu. Anggota DPRK Nagan Raya dari PKS menyebutkan bahwa sudah terjadi pembohongan publik oleh Dinas Pendidikan terkait dengan persoalan ini.

Kepala BPKKD Nagan Raya juga hanya menjawab secara sepele bahwa dia tidak mengetahui sudah ada surat edaran ini. Sungguh ironi nasib para guru, sudah hak mereka tidak di bayar mereka pun dibohongi dengan perihal yang sangat sepele. Apa juga tugas pegawai-pegawai tersebut di dua institusi Nagan Raya tersebut. Apa juga fungsi mereka yang menjabat sebagai kepala. Ini adalah bukti sahih manajemen pengelolaan dinas yang tidak baik yang telah dilakukan aparatur pemerintahan Nagan Raya.
Ayoo... Benahi Nagan Raya
Benahi Dinas Pendidikan juga....



Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob

Pesta Democrazy Caleg Nagan Raya

Pemilu tinggal dua bulan lagi, para calon legislative baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Pusat serta para calon anggota DPD. Kalau dihitung hari, hari ini minggu tanggal 25 Januari 2009 tinggal 74 hari lagi untuk penyoblosan. Pemilu kali ini agak berbeda sedikit bila dibandingkan dengan pemilu-pemilu terdahulu. Dimana Pemilu kali ini, KPU mencoba mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih, yaitu tidak dengan mencoblos, tetapi dengan mencoteng pada pilihannya. Bagi orang kota dan yang terpelajar mungkin perubahan ini tidak begitu kentara, namun bagi pemilih di pedesaan, apalagi sudah agak berumur dan tidak bisa membaca. Ini merupakan hal yang berat. Asumsi orang akan banyak terjadi kerusakan surat suara. Pada posisi ini, dimanakah peran caleg? Ya Caleg di Nagan Raya kebanyakan adalah para kontraktor, mantan aktivis dan banyak juga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dan banyak orang bilang ini menjadi ajang mencari pekerjaan baru yaitu lewat menjadi anggota DPRK. Peredaran