Skip to main content

Wajah Dunia Pendidikan Nagan Raya

Warga Nagan,

Pernahkan anda membayangkan bagaimana kondisi Nagan Raya tanpa dunia pendidikan, tanpa ada sekolah, tanpa ada guru yang mengajarkan anak-anak anda semua. Mungkin Nagan akan kembali lagi ke dunia dalam prasejarah. Hukum akan berlaku hukum rimba. Tiada yang bisa memimpin kita menuju kebangkitan dalam dunia global ini. Sungguh tidak bisa dibayangkan.
Tahukan anda warga Nagan bahwa Nagan Raya semakin tertinggal di sektor pendidikan dari kabupaten-kabupaten lain di Aceh. Pernahkan anda sebagai orang tua murid mengontrol kualitas dan mutu pendidikan di Nagan Raya. Kita harus mempertanyakan lagi eksistensi kita sebagai orang tua murid dalam melakukan fungsi pendidikan di Nagan Raya.
Kalau kita mau jujur, dunia pendidikan Nagan Raya sungguh carut marut. Intervensi pemerintah kabupaten dalam dunia pendidikan di Nagan Raya sangat tinggi. Faktor like and dislike (suka dan tidak suka) sangat berperan dalam dunia pendidikan Nagan Raya. Pemerintah belum melihat potensi yang dimiliki oleh warga Nagan sebagai aset. Proses recruitmen gurupun masih ditenggarai faktor suka tidak suka dan faktor famili. Sehingga guru yang potensial yang cerdas tidak terakomodir dalam mengapresiasikan kemampuan mereka.
Dinas Pendidikan sudah menjadi rahasia umum sebagai sumber pendapatan bagi sebahagian kelompok yang menganggap bahwa di dinas ini memiliki dana dan anggaran yang besar. Sehingga penempatan pegawai disini sangat bepengaruh pada penyebab yang disampaikan diatas. Tidak ada penyegaran pucuk pimpinan pada dinas ini. Sehingga perkembangan dunia pendidikan Nagan sangat stagnan.
Bagaimana dengan pendidikan di level sekolah. Juga seperti yang disampaikan tadi, pengaruh dari Dinas Pendidikan sebagai sentral dari semua organisasi pendidikan di nagan Raya sangat besar. Penempatan kepala sekolah juga banyak dipengaruhi faktor like and dislike, bukan kemmapuan manajerial yang dimiliki olehnya. Sehingga banyak pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan di sekolah malah handover oleh pejabat-pejabat di dinas. Padahal kita tahu pekerjaan dinas sendiri sangat banyak, namun karena itu tadi pekerjaan sekolahpun dikerjakan di dinas pendidikan.
Bagaimana dengan kualitas dan mutu pendidikan di Nagan Raya. Pengalaman berkaca dari UAN yang dilakukan sudah beberapakali bahwa banyak sekolah yang melakukan kecurangan apakah secara halus atau diperhalus. Kasus yang sering kita baca di koran dan kita lihat di TV banyak terjadi di Nagan. Guru membantu para siswa dalam mengerjakan soal ujian sudah menjadi rahasia umum. Sehingga kenapa persentase kelulusan siswa di Nagan sangat tinggi, perlu kita kritisi bersama.
Bagaimana pendidikan di tingkat perguruan tinggi, disini pun carut marut dunia pendidikan juga terjadi. Kebanyakan perguruan tinggi (PT) di Nagan Raya adalah kelas jauh atau cabang dari tempat lain. Padahal UU dan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional tidak membolehkan PT dan Universitas membuka kelas jauh ditempat lain selain Universitas Terbuka. Dan ini jelas disebutkan dalam UU Sisdiknas. Kenapa Nagan ada PT dan Universitas? Apakah mafia pendidikan bermain disini. Ampon tidak berani menjawab karena warga Nagan bisa meninterpretasikan sendiri.
Menjawab dari persoalan diatas Ampon mencoba menganologikan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pemikiran kita bersama:
  1. Perlunya dukungan dari seluruh warga Nagan sebagai orang tua murid dalam dunia pendidikan baik moral maupun pendanaan. Akibat kampanye pendidikan gratis, pendidikan di Nagan menjadi jalan ditempat. Sekolah tidak bisa berkreasi lagi untuk kemajuan anak didik karena hanya mengandalkan dukungan pemerintah yang hanya seberapa.
  2. Perlu menggiatkan kembali lomba-lomba kecerdasan siswa di level kabupaten seperti cerdas-cermat, olimpiade fisika, matematika, biologi dan lainnya. Sehingga siswa punya wadah untuk mengapresiasikan kecerdasan mereka. Selama ini Dinas Pendidikan Nagan Raya jarang dan bahkan tidak pernah membuat kegiatan seperti ini. Banyak dana yang terbuang untuk simbol-simbol saja.
  3. Masyarakat Nagan perlu membentuk wadah Peduli Pendidikan Nagan Independen yang memonitoring kebijakan dan penganggaran terhadap dunia Pendidikan. Wadah ini diharapkan independen tidak menjadi underbow dari Dinas Pendidikan seperti Komite Pendidikan Kabupaten yang kebanyakan mereka adalah pensiunan guru dan pegawai. Sehingga kebijakan yang dihasilkan bisa dipertanggungjkawabkan.
  4. Masyarakat mendorong pemerintah Nagan agar memaksimalkan anggaran pendidikan sebagaimana amanah UU sebanyak 20% dari APBK diluar gaji dan operasional kantor dan pegawai. Jadi dana 20 % dari APBK itu maksimal untuk memajukan pendidikan Nagan Raya.
  5. Kirimkan putera-puteri Nagan yang cerdas untuk belajar di luar daerah atau luar negeri dengan dana APBK. Buat perjanjian agar mereka akan kembali lagi setelah selesai Pendidikan mereka. Tunggu hasilnya akan Nagan Raya peroleh 5-7 tahun lagi. Buat dana beasiswa yang maksimal. Dan kompetisikan secara terbuka, tidak KKN.

Mungkinkah ini kita lakukan? jawabannya mungkin saja. Asal kita bisa bersatu dan bertekad dengan segala keyakinan kita untuk memperjuangkan Nagan Raya. Maksimalkan kemampuan masa depan Nagan Raya untuk bersaing dengan dunia luar.

Bangkitlah Nagan. Ayoo...

Comments

Popular posts from this blog

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la...

Tiada judul - sapaan saja

Salam warga Nagan, Apa kabar semua warga Nagan. sudah lama Ampon tidak menulis di blog kita ini. bukan Ampon malas menjumpai warga Nagan, tetapi Ampon terjelang dengan kebosanan yang mendera parah. sehingga setahun sudah Ampon tidak menyapa warga Nagan. Sungguh waktu yang lama. Apalagi Ampon melihat tiada isu yang berkembang dengan wah. sehingga Ampon tiada latah untuk mengomentarinya. Dan inilah alasan utama bagi Ampon tiada menjumpai semua warga Nagan lewat dunia maya. Warga Nagan, ampon juga bingung kenapa warga Nagan semakin berkurang kritisnya. Apakah tiada lagi orang yang berani untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah di Nagan Raya. Ampon bertanya itu di dalam hati. Kemana hampir 100 ribu warga Nagan?? Apakah kebijakan terhadap publik memang bisa dinikmati oleh semua pihak. Ataukah tekanan terhadap publik untuk bersuara sangat besar. Ada memang selentingan kabar yang Ampon dengar bahwa pembungkaman terhadap kekritisan seorang aktivis di Nagan Raya agar jangan sering berkomenta...

Dimana Ada Anak-Anak Nagan?

Warga Nagan, Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya. Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah. Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cob...