Warga Nagan,
Pernahkah anda mendengar April Mop? yang katanya hari bebas untuk menjahili orang lain. Ini hanya berlaku di negara barat sana. Tapi ada juga sebahagian yang memandang bahwa April Mop itu adalah peringatan pembantaian besar-besaran umat Islam di Spanyol.
Tapi Ampon pada kesempatan ini hanya memandang dari sisi satu lagi April Mop terhadap Siswa SMA yang telah mengikuti Ujian Nasional tahun 2008 yang baru lalu. Hari Sabtu tanggal 14 Juni 2008 adalah hari pengumuman kelulusan.
Tahukah warga Nagan berapa persentase ketidaklulusan siswa SMU di Nagan Raya. Sungguh mencengangkan. Siswa jurusan IPS mencapai 54 % yang tidak lulus, sementara siswa jurusan IPA lebih besar lagi angka persentase ketidaklulusan yang mencapai 64 %. Sungguh tidak sanggup dibayangkan.
Tahukah warga Nagan, peringat berapa Nagan Raya dalam hal ketidaklulusan siswa di seluruh Aceh? Nagan Raya menduduki Peringkat 1 dalam hal ketidaklulusan. Memalukan.
Malahan warga Nagan, ada 3 sekolah yang satupun tidak ada siswa yang berhasil lulus. Wahh... bagaimana ini, apa dunia sudah terbalik. Siapa yang bertanggung jawab?
Kita sebagai masyarakat dan orang tua siswa mempertanyakan kebijakan yang diambil oleh Dina Pendidikan Nagan Raya, dan kita patut meminta pertanggungjawaban kepada kepala Dinas Pendidikan, Ibu Cut Intan Mala. Karena beliau sudah menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan hampir 6 tahun, sungguh bukan waktu singkat. Bagaimana tanggung jawab dan moralitas beliau terhadap angka kelulusan yang sangat minim ini. Apakah hanya melempar kesalahan kepada sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan dewan guru saja. Sungguh tidak arif. Beliau harus mampu mengoreksi apa kebijakan Dinas Pendidikan lakukan selama ini sudah tepat. Apakah penempatan guru, kepsek, uang jerih, dana pendidikan sudah layak dan tepat untuk dikonsumsi oleh sekolah. Bagaimana dengan internal dinas itu sendiri. Sebagai masyarakat Ampon meminta tanggung jawab Dinas Pendidikan sebagai motor penggerak pendidikan di Nagan Raya. Bukan hanya melempar tanggungjawab kepada kepala sekolah dan guru saja.
Dinas pendidikan harus mengoreksi diri dalam hal ini, mulai dari rekruitmen guru. Jangan ada KKN, rekrut guru yang cerdas dan punya potensi untuk mengembangkan diri dan siswanya. Penempatan kepala sekolah yang paham organisasi sekolah dan manajemen sekolah dan siswa. Beri tunjangan lebih kepada guru, agar mereka bisa memaksimalkan kinerja hanya pada pekerjaannya. bukan mencari sampingan di waktu lain. Sudah menjadi rahasia umum banyak guru yang hanya datang pada jam mengajar saja. Tugas guru sebagai pendidik sudah banyak terpinggirkan.
Kepada Pemda Nagan Raya, contohlah kabupaten Aceh Barat yang telah mengganggarkan APBK untuk bidang Pendidikan sampai 18 % diluar gaji dan operasional sekolah serta proyek pembangunan fisik. Semata-mata hanya untuk pengembangan kualitas pendidikan dan sumberdaya pendidikan saja.
Bila usaha maksimal ini telah diberikan oleh dinas Pendidikan dan Pemda Nagan Raya. Maka bolehlah meminta tanggungjawab maksimal dari kepala sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut. Kalau belum bisa, maaf-maaf. Peringatan dan teguran hanya seperti hangat-hangat tahi ayam. Panas pada saat terjadi kasus, dan akhirnya akan kembali lagi seperti semula.
Ayoo...
Benahi pendidikan Nagan Raya.
Comments