Warga Nagan,
Tahukah warga Nagan semua, ternyata Warga Nagan adalah jago kandang banget. Warga Nagan hanya berani dan mampunya di kandang saja. Giliran di percaturan propinsi, regional atau nasional. Ternyata Nagan tidak ada apa-apanya.
Eit... Pecinta Nagan jangan marah dulu. Kenapa Ampon mengatakan begitu. Mari kita telaah lebih lanjut. Warga Nagan tahu ada berapa orang anak-anak Nagan yang menjadi pejabat di tingkat Propinsi. Hampir tidak ada kan? Kalau pun ada hanya hitungan jari. Lalu kita naik sedikit ke tingkat regional Sumatera, hampir nihil anak-anak Nagan yang tidak ada yang menduduki pejabat publik atau pejabat lembaga swasta lainnya. Nah, jangan lagi ditanya lagi ke tingkat Nasional. Siapa warga Nagan yang menduduki pejabat publik atau swasta yang punya pengaruh besar untuk perubahan. Ternyata nihil sama-sekali. Warga Nagan boleh menggugat apa yang Ampon sampaikan bila itu salah.
Satu lagi, sekarang ada era keterbukaan, era dunia maya. Internet menjadi suatu kebutuhan. Cobalah buka search engine, baik yahoo search atau google search. Sangat susah mencari informasi yang berkaitan dengan Nagan Raya dan pernak-pernik Nagan di dunia internet. Hampir tidak ada sama sekali informasi yang berkaitan dengan Nagan Raya di dunia maya. Yang banyak kita dapati adalah informasi tentang Nagan Raya dibuat oleh orang luar Aceh, dan lembaga internasional yang kebetulan ada di Aceh pasca tsunami.
Jadi Ampon menjadi bertanya-tanya sendiri, apa donk yang menjadi kebanggaan warga Nagan, Apakah Karah Raya ataukah budaya dan adat istiadat tapi yang bagaimana? pertanyaan besar untuk warga Nagan semuanya.
Nah, tahukah dimana kelebihan anak-anak Nagan di percaturan regional atau Nasional. Ternyata ada di pelabuhan, baik udara maupun pelabuhan laut. Bagaimana bisa?
Ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, bagaimana anak-anak Nagan banyak yang kaya mendadak. Lalu kemudian juga miskin mendadak kan! Ya.. anak-anak Nagan ternyata menjadi tukang pengemplang pajak negara terbesar di Tanjung Priok. Kalau istilah di Nagan Main Cargo. Dan kegiatan ini membuat kerugian negara sangat besar. Praktek ini dilakukan dengan membuat dokumen palsu barang impor yang masuk ke Indonesia. Dari pajak bea masuk yang bernilai tinggi bisa menjadi rendah begitu dibuat dokumen palsu.
Dan inilah salah satu yang paling banyak dilakukan oleh anak-anak Nagan. Dan pejabat Bea Cukai dan para importir lainnya sudah sangat mengenal bagaimana kelakuan anak-anak Nagan yang sering merugikan mereka dan negara. Sungguh ironi sekali, ternyata pilihan anak-anak Nagan salah. Dan malahan kita membanggakan ini.
Apakah ada yang salah dengan dengan pendidikan masa kecil di Nagan? ataukah memang sudah terdegradasi semakin curam pola pikir kita. Ini harus menjadi pemikiran kita bersama. jangan sampai Nagan terus tertinggal.
Ayoo... Bangkilah anak-anak Nagan. Kepada pemerintah,kirimkan anak-anak yang potensial untuk belajar diluar Nagan. Beri anggaran beasiswa yang besar untuk itu. Jangan hanya melihat setahun dua tahun. Tunggu mereka akan kembali membawa perubahan ke Nagan 5 atau 10 tahun lagi. Persiapkan secara matan. Jangan Nagan bangga dengan sebutan Rameunee Nagan. Tinggalkan budaya itu.
Ayo... anak-anak Nagan bangkitlah...
Comments
emailnya donk ?? siapa tau bisa kirim 2 email gitu...
mana tau bisa sharing2 mengenai nagan raya....