Skip to main content

Ada Apa dengan Dinas Pendidikan Nagan Raya?

Dinas Pendidikan Nagan Raya mencari sensasi lagi, hari ini lewat Harian Serambi Indonesia, Kepala Dinas Pendidikan Nagan Raya Dra. Cut Intan Mala mengatakan bahwa guru yang mempertanyakan TC PNS, Uang NAD dan Uang tunjangan lainnya itu tidak pernah berdinas, dan sering bolos dari kedinasan mereka. Jadi uang yang tidak diberikan itu sudah dikembalikan kepada Kas daerah.

Pernyataan ini dilakukan seiring dengan dilaporkannya Dinas Pendidikan ke Polres Nagan Raya berkaitan dengan tidak diberikannya dana tunjangan NAD, TC dan dana lainnya. Menurut Cut Intan Mala mereka yang melapor ini ada yang sudah sampai 1 tahun tidak pernah berdinas.

Yang menjadi pertanyaan kita selaku masyarakat awam, kenapa Dinas Pendidikan Nagan Raya terus menerus di timpa isu yang begini. Padahal Dinas Pendidikan kabupaten tetangga seperti Aceh Barat, Aceh Barat Daya tidak pernah sampai kejadian begini. Ada apa dengan dinas ini?

Ampon teringat dengan ujaran-ujaran orang tua kita dahulu "Kalau tidak ada api, mana ada asap".
Ya, kita selaku orang luar birokrat tidak begitu persis tahu bagaimana mekanisme yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Nagan Raya. Namun yang juga menjadi pertanyaan kita. Apakah Kepala Dinas Pendidikan Nagan Raya dan seluruh stafnya tidak belajar dari kejadian yang lalu. Sehingga hal serupa terus terulang kembali.

Ada baiknya, memang di Dinas Pendidikan Nagan Raya perlu penyegaran, Mungkin Ibu Cut Intan Mala sudah terlalu lelah dengan kondisi ini. Beliau sudah hampir hampir 7 tahun menjabat sebagai kepala Dinas yang mengatur banyak pegawai ini, hanya diselingi selama kurang 1 tahun oleh pejabat lain. Sudah sangat lama sekali bagi seorang pejabat. Dan ini menimbulkan kerawanan dalam pengelolaan sumberdaya dan sumberdana di dinas tersebut.

Apakah Pemerintah Nagan Raya melegalkan yang hal sebegini rupa? Ataukah Pemerintahan Nagan Raya memang menisbikan hal begini rupa. Banyak rumor dan isu tak sedap yang bersileweran di Suka Makmue. Namun isu ini mentah entah kemana. Jangan sampai nanti begitu tidak menjabat, banyak mantan kepala dinas yang terkait dengan masalah hukum dan pengadilan. Sungguh tidak sedap untu sebuah kabupaten yang dibentuk karena ingin mendekatkan pelayanan terhadap rakyat Nagan Raya.

Apakah pernyataan Bupati Nagan Raya tentang pemberantasan korupsi hanya jargon-jargon politik semata? Apakah beliau tidak mencoba untuk membersihkan diri dan keluarganya kembali di periode ke II beliau menjabat sebagai bupati Nagan Raya.

Ayooo.... Bapak Bupati, kami akan dibelakang dan mendukung anda bila itu keputusan yang memihak rakyat. Dan kami mohon maaf bila anda masih tetap seperti yang lalu, pola kekerabatan/nepotisme yang tinggi, maka kami akan meninggalkan anda.

Ayoo... Benahi Nagan Raya...

Comments

Popular posts from this blog

Letak Geografis Nagan Raya

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues,Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang. Secara geografis Kabupaten Nagan Raya terletak pada posisi 03.40’ – 04.38’ Lintang Utara dan 96.11' – 96.48' Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Batas wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah : Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Timur : Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Barat Daya Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Secara administratif, Kabupaten Nagan Raya terbagi atas : 5 Kecamatan, 27 Kemukiman dan 222 Desa. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Beutong yaitu 1.323,06 Km2 atau sebesar 39,33 persen. Kemudian diikuti Kecamatan Darul Makmur dengan luas 1.050,26 Km2...

Kabupaten Nagan Raya 2002, Sekarang Dan Selanjutnya

Nagan Raya di wilayah pesisir barat Aceh identik dengan lahan pertanian yang subur yang mensupport beras untuk Aceh Barat dan sebagian Aceh Barat Daya. Namun pada kenyataannya banyak daya tarik lain selain sumberdaya padi dan beras yang bisa dikembangkan di Nagan Raya. Kabupaten ini juga identik dengan perkebunan luas baik milik perusahaan maupun milik perorangan. Dismaping itu setiap hari minggu di Nagan Raya ada pasar mingguan yang menggelar pasar mingguan yang perputaran uangnya sangat tinggi yaitu di Simpang Peut. Walaupun pada masa konflik Aceh (1999-2004) sampai saat sekarang sudah agak berkurang daya tariknya, hal ini banyak penyebabnya, dan salah satunya adalah banyaknya perpindahaan warga transmigrasi ke luar Nagan Raya. Namun untuk ke depan ini bisa menjadi ciri Nagan Raya yang bisa dikembangkan. Dan yang paling menarik lagi tentu saja sosial budayanya yang sangat kental dan khas bila dibandingkan dengan daerah tetangga lainnya di pesisir Barat Aceh. Nagan Raya terkenal denga...

PEUKAN SIMPANG PEUT, PERJALANAN ZAMAN, PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN

Warga Nagan, berikut Ampon posting lanjutan tulisan tentang Peukan Simpang Peut. Ini adalah sambungan dari tulisan " Peukan Simpang Peut Panas Tak Lekang Hujan Tak Lapuk ". Tulisan ini merupakan sumbangan dari teman Ampon, Miska. Banyak cerita menarik ditemukan pada rentang waktu konflik Aceh ini, bagaimana susahnya para pedagang menjual barangnya. Banyaknya warga yang tidak berani mendatangi peukan mingguan ini. Sehingga menyebabkan pedagang mengalami kemunduran dalam penjualan dagangannya. Bagaimana para ibu-ibu rumah tangga menjerit harga bahan pertanian melonjak dengan sangat tinggi. Ongkos angkutan barang dari medan sebagai pemasok sebagian besar barang di Aceh pun naik secara signifikan, akibat dari naiknya setoran pungli yang dilakukan di jalanan. Eksodusnya para warga transmigrasi menyebabkan peukan simpang peut mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak harga pokok produk pertanian seperti palawija, tahu, tempe dan produk ternak seperti ayam, kambing dan la...